Hubabah Tuflah Sang Bidadari Bumi

Oleh Ustadzah Halimah Alaydrus.

Ada seorang Hubabah bernama Tuflah, umurnya 96 tahun duduk di Oman. Setiap ulama yang datang Oman pasti mengunjungi Hubabah, sebab Hubabah ini hidupnya zuhud, yaitu tidak memikirkan dunia sama sekali. Dunia ibarat seekor lalat hinggap di hidungnya dan ditepis begitu saja. Di rumahnya kosong tidak ada perabot, pakaiannya hanya ada dua helai, satu dipakai, satu lagi dicuci.

Di Oman mayoritas penduduk orang kaya-kaya, rumah besar dan bermobil mewah. Tapi rumah Hubabah kosong, kecil, kelihatan miskin, banyak orang yang ingin membuatkan rumah besar untuknya, namun dia menolaknya.

Bila ada seseorang yang memberikan uang, pasti uang tersebut hanya sekejap berada di tangannya, karena dia langsung memberikan pada yang memerlukan.

Tidak sedikit orang yang memberikannya baju, dia memang menerimanya, namun baju yang lama ia berikan lagi untuk orang lain. Hanya saja ia ingin memiliki 2 helai baju saja, dan dia berkata, “Aku tak mau dunia masuk ke rumahku.”

Hubabah yang berumur 96, tak nampak raut muka renta nenek-nenek pada umumnya, paling-paling terlihat kerutan tipis di wajahnya. Jalannya pun masih normal, tidak merasakan sakit. Pengelihatannya masih bagus, tidak rabun, bahkan Al-Qur’an yang kecil tidak kesulitan Hubabah membaca. Karena dia menjaga Allah, maka Allah menjaganya.

Dua tahun selepas masa umurnya 94 tahun, Hubabah pergi haji dengan para pemuda. Ketika naik di bukit-bukit, pemuda yang pergi bersamanya sudah sangat kelelelahan, tapi tidak dengan Hubabah, beliau masih gagah perkasa menaiki bukit tersebut yang memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan.

Pada usia 9 tahun, ibunda Hubabah pernah berkata, “Anakku ini akan menjadi wanita teragung ketika ia besar nanti”. Orang lain bertanya, “Mengapa?”, ibunya menjawab, “Sewaktu anak ini lahir sampai umurnya sekarang aku heran, dia tidak pernah meminta apa pun padaku seperti anak-anak lain. Anak-anak lain selalu minta, ‘Ummi belikan aku mainan ini’, ‘Belikan makanan ini’, ‘Belikan baju ini’, tapi dia tidak. Aku pernah membawanya ke kedai-kedai makanan, pakaian, mainan, dia tertarik semuanya. Bila aku tanya ‘Wahai anakku, kamu mau?’. Hubabah menjawab, ‘Wahai ummi, kalau aku mau aku bisa minta pada Allah bukan pada ummi’.”

Lihatlah..Dari kecil sudah ada rasa keimanan dalam dirinya. Baginya dunia tidak ada apa-apanya. Hubabah tak mencari dunia tapi dunia yang mencarinya.